MoneyTalk, Jakarta – Pada Sabtu, 19 Oktober, Rocky Gerung membahas dalam kanal YouTube Forum News Network tentang laporan investigasi yang diterbitkan oleh Multatuli Project. Investigasi ini mengungkap jaringan bisnis selebritas ternama Raffi Ahmad, yang memiliki keterkaitan dengan anak-anak Presiden Jokowi, termasuk Gibran Rakabuming, presiden terpilih saat itu. Laporan ini menjadi sorotan karena menyajikan peta hubungan bisnis yang melibatkan sejumlah tokoh besar, termasuk dari keluarga presiden dan konglomerat besar seperti Sinarmas.
Multatuli Project adalah inisiatif jurnalisme investigasi non-profit yang bertujuan mengungkap informasi tersembunyi terkait isu-isu penting di Indonesia. Investigasi mereka kali ini memfokuskan pada hubungan bisnis antara Raffi Ahmad dan lingkaran kekuasaan, khususnya anak-anak Presiden Jokowi. Investigasi ini menelusuri bagaimana kedekatan dengan kekuasaan dapat memberi akses istimewa bagi sejumlah individu untuk memperoleh kemudahan dalam menjalankan bisnis.
Rocky Gerung menyebutkan, investigasi ini bertujuan mengangkat perhatian publik terhadap isu transparansi bisnis dan hubungan antara politik dan ekonomi di Indonesia. Investigasi ini, menurut Rocky, penting agar ada audit eksternal terhadap tokoh-tokoh yang akan mengisi kabinet Prabowo Subianto. Dengan adanya laporan ini, diharapkan masyarakat dapat mengetahui lebih jauh apakah jaringan bisnis yang terungkap melibatkan praktik tidak sehat seperti pencucian uang atau penyalahgunaan kekuasaan.
Raffi Ahmad yang dikenal sebagai selebritas dengan portofolio bisnis yang beragam, disebut berada di pusat pusaran bisnis yang melibatkan anak-anak Jokowi. Investigasi tersebut menyebutkan bahwa Raffi memiliki hubungan erat dengan sejumlah entitas bisnis yang juga berkaitan dengan tokoh-tokoh berpengaruh, termasuk keluarga presiden terpilih.
Raffi yang sering disebut sebagai bagian dari “crazy rich,” berhasil membangun imperium bisnis yang mencakup berbagai sektor seperti media, hiburan, dan investasi. Namun, laporan Multatuli mengindikasikan bahwa kesuksesan bisnis Raffi tidak sepenuhnya terlepas dari koneksi politiknya, terutama melalui kolaborasi dengan anak-anak Jokowi, yang dianggap memperoleh akses istimewa karena kedekatan mereka dengan pusat kekuasaan.
Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep, dua putra Presiden Jokowi, telah lama menjadi sorotan karena keterlibatan mereka dalam bisnis yang diduga mendapat kemudahan karena posisi ayah mereka. Dalam laporan Multatuli, mereka dituduh memanfaatkan kedekatan dengan kekuasaan untuk memajukan bisnis, sehingga menimbulkan kekhawatiran terkait persaingan bisnis yang tidak sehat.
Investigasi ini menyoroti bagaimana jaringan bisnis yang terhubung dengan kekuasaan bisa berpotensi memonopoli peluang bisnis, menghalangi kompetisi yang adil. Praktik ini mengingatkan pada masa-masa sebelumnya, seperti era Soeharto, ketika bisnis keluarga dekat dengan kekuasaan mendominasi ekonomi nasional. Laporan ini juga menyebutkan bahwa hal ini dapat menjadi ancaman bagi keadilan ekonomi dan demokrasi di Indonesia.
Tak sedikit yang membela Raffi Ahmad, dengan menyebut bahwa kesuksesannya adalah hasil kerja keras, bukan semata-mata karena kedekatan dengan kekuasaan. Namun, investigasi ini menekankan bahwa masalah utamanya bukanlah pada kesuksesan Raffi semata, melainkan pada dugaan praktik bisnis yang tidak sehat di balik kesuksesan tersebut, terutama terkait dengan hubungan bisnisnya dengan keluarga presiden.
Rocky Gerung menyatakan bahwa laporan ini muncul di saat yang tepat, yakni menjelang pelantikan kabinet baru Presiden Prabowo Subianto. Hal ini memberi sinyal bahwa ada tuntutan publik untuk memastikan bahwa kabinet baru tidak membawa warisan praktik korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan yang mungkin terjadi selama pemerintahan sebelumnya.
Rocky Gerung menyebut bahwa laporan ini memberikan peringatan awal bagi pemerintahan Prabowo Subianto untuk memastikan bahwa tokoh-tokoh di sekitarnya bersih dari praktik bisnis yang meragukan. Dengan terungkapnya jaringan bisnis antara Raffi Ahmad dan anak-anak Jokowi, laporan ini mengisyaratkan bahwa kabinet Prabowo bisa menghadapi tantangan besar dalam menjaga integritas dan transparansi, terutama jika praktik-praktik lama terus berlanjut.
Selain itu, investigasi ini juga membuka kemungkinan untuk dilakukan audit lebih mendalam terkait jaringan bisnis yang melibatkan kekuasaan di era Jokowi. Jika benar ditemukan adanya praktik-praktik korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan, laporan ini bisa menjadi dasar bagi proses hukum di masa mendatang.
Laporan investigasi yang diungkapkan oleh Multatuli Project mengenai bisnis Raffi Ahmad dan anak-anak Jokowi memicu diskusi publik yang luas tentang keterkaitan antara bisnis dan politik di Indonesia. Laporan ini menekankan pentingnya transparansi dan kejujuran dalam dunia bisnis, terutama ketika melibatkan individu-individu yang memiliki akses ke kekuasaan.
Bagi publik, investigasi ini memberikan harapan bahwa masih ada ruang bagi jurnalisme independen untuk mengungkap kebenaran. Meskipun kekuasaan politik sering kali mencoba menyembunyikan atau mengabaikan isu-isu semacam ini. Di era Prabowo Subianto, diharapkan bahwa transparansi dan persaingan bisnis yang adil dapat ditegakkan, serta penyalahgunaan kekuasaan di masa lalu diungkap dan ditangani secara hukum.(c@kra)