MoneyTalk, Jakarta – Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam sektor logistik. Salah satu adalah tingginya biaya logistik yang menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan, menyoroti fenomena ini dan menyampaikan pentingnya pembentukan Badan Logistik Nasional (BLN) untuk mengurangi hambatan dan menekan biaya yang melonjak.
Dalam pernyataannya di Voi.id pada Minggu (27/10), Akbar menyebut, tanpa adanya perbaikan sistemik, logistik akan terus menjadi “kambing hitam” dalam berbagai masalah ekonomi nasional. Seperti inflasi tinggi, kelangkaan bahan baku pokok, hingga hambatan importasi produk.
Biaya Logistik yang Membebani Perekonomian Nasional
Biaya logistik di Indonesia mencapai 23% dari Produk Domestik Bruto (PDB) menurut data Bank Dunia, jauh di atas rata-rata negara maju yang hanya berada di bawah 10%. Data dari Bappenas mengungkapkan bahwa angka tersebut masih berada di sekitar 14%, yang tetap menjadi beban besar bagi ekonomi nasional. Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Tiongkok berhasil menurunkan biaya logistik menjadi 8% dan bahkan menargetkan penurunan hingga 5%. Dengan angka ini, Tiongkok mampu menarik investasi besar-besaran karena biaya logistik yang lebih kompetitif. Indonesia, di sisi lain, harus bekerja keras untuk mengurangi persentase tersebut agar menjadi lebih bersaing di mata investor global.
Perlunya Pembentukan Badan Logistik Nasional
Untuk mengatasi tantangan ini, ALFI mengusulkan pembentukan Badan Logistik Nasional (BLN) yang bertujuan menjadi “dirijen” dalam mengharmonisasi regulasi lintas kementerian dan lembaga. Menurut Akbar, kehadiran BLN diperlukan agar pengelolaan logistik di Indonesia dapat lebih terkoordinasi, efisien, dan produktif, sehingga biaya logistik dapat ditekan.
Sejauh ini, urusan logistik di Indonesia dianggap berjalan “autopilot” dengan sedikitnya 16 kementerian dan lembaga yang memiliki wewenang di berbagai aspek logistik, seperti transportasi, pelabuhan, ekspor-impor, perpajakan, dan pengawasan. Kondisi ini membuat regulasi sering kali tumpang tindih dan kurang terarah, yang pada akhirnya meningkatkan biaya logistik secara keseluruhan.
Logistik sebagai Penggerak Ekonomi
Akbar menekankan bahwa logistik adalah salah satu pilar utama dalam ekosistem ekonomi nasional, di mana sistem logistik yang tidak efisien berdampak langsung pada kenaikan Harga Pokok Penjualan (HPP) produk. Dengan BLN sebagai badan yang mampu mengatur berbagai regulasi, diharapkan sektor logistik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%, sesuai target Presiden Terpilih Prabowo. Selain itu, dengan harmonisasi regulasi yang baik, BLN juga diharapkan dapat memberikan proteksi yang lebih kuat terhadap industri lokal melalui mekanisme seperti safeguard dan kebijakan anti-dumping, sehingga produk lokal dapat lebih kompetitif.
Efek Logistik Terhadap Daya Saing Indonesia di Pasar Global
Tingginya biaya logistik juga menjadi salah satu faktor yang membuat produk Indonesia kurang kompetitif di pasar internasional. Negara-negara lain, seperti Singapura dan Tiongkok, memiliki biaya logistik yang jauh lebih rendah, sehingga mampu menekan harga jual dan menarik lebih banyak investasi asing. Dengan biaya logistik yang mencapai 23%, perusahaan di Indonesia harus mengeluarkan biaya tambahan yang signifikan, yang pada akhirnya meningkatkan harga jual produk dan mengurangi daya saing di pasar internasional.
ALFI menekankan bahwa kehadiran BLN akan sangat penting untuk memperbaiki ekosistem logistik di Indonesia. Dengan mengurangi biaya logistik, daya saing produk lokal akan meningkat, mengundang investasi, serta memperkuat sektor ekonomi nasional secara keseluruhan. BLN diharapkan mampu menghadirkan solusi jangka panjang untuk mengatasi berbagai hambatan yang selama ini membuat logistik menjadi sektor yang kurang optimal dan terus menjadi beban dalam perekonomian. Akbar Djohan menyampaikan optimisme bahwa dengan adanya lembaga ini, Indonesia akan mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, serta menjadi salah satu pusat logistik terkemuka di kawasan Asia Pasifik.(c@kra)