Ini Kata Mr Q, dari Fasilitas Pejabat hingga Ketahanan Nasional

  • Bagikan
Ini Kata Mr Q, dari Fasilitas Pejabat hingga Ketahanan Nasional
Ini Kata Mr Q, dari Fasilitas Pejabat hingga Ketahanan Nasional

MoneyTalk, Jakarta – Muhammad Qodari yang lebih akrab dipanggil Mr. Q dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Kepala Staf Presiden (KSP), hadir sebagai tamu di acara Total Politik Jumat (01/11). Dalam diskusi tersebut, pernyataannya mengenai berbagai hal mulai dari fasilitas pejabat hingga ketahanan nasional mendapat perhatian luas dan menimbulkan sejumlah perbincangan. Salah satu topik utama yang dibahas adalah pilihan kendaraan dinas pejabat, yang merujuk pada penggunaan mobil buatan dalam negeri sebagai simbol keberpihakan terhadap produk lokal.

Dalam diskusi tersebut, Mr. Q menyatakan keprihatinannya terhadap perubahan fasilitas pejabat setelah menduduki jabatan baru. Ia mengemukakan pandangan, idealnya seorang pejabat tidak perlu mengalami penurunan dalam hal fasilitas yang diterimanya.

“Jangan sampai setelah jadi pejabat malah tambah miskin,” ujarnya, menyinggung perbedaan antara mobil dinas lamanya, Mercedes-Benz GLE, dengan Toyota Camry yang disediakan pemerintah.

Pernyataan ini mengundang perhatian karena menyoroti ketimpangan harga yang cukup signifikan antara kedua merek tersebut. Harga mobil Mercedes-Benz GLE bisa mencapai 2 hingga 3 miliar rupiah, sementara Toyota Camry berkisar di angka 700 juta rupiah. Menurut Mr. Q perbedaan ini cukup mencolok. Ia mengaitkan hal tersebut dengan kenyamanan serta status yang didapatkan para pejabat melalui kendaraan dinas mereka.

Mr. Q juga menyatakan bahwa sebagai pejabat pemerintah, dirinya tetap menghormati dan siap menggunakan fasilitas yang disediakan negara, meskipun ia mengakui kenyamanan serta simbol prestise bagi pejabat di level tertentu menjadi perhatian penting dalam menunjang fungsi dan aktivitas mereka.

Pembahasan kemudian mengarah pada mobil buatan PT Pindad yaitu mobil Maung. Mobil ini digunakan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai simbol keberpihakan pada produk dalam negeri. Mr. Q mengungkapkan, ia melihat potensi mobil Maung sebagai kendaraan dinas resmi bagi jajaran pejabat pemerintah, bahkan mulai dari tingkat menteri hingga kepala daerah seperti gubernur, wali kota, dan bupati.

Mobil Maung yang dibuat oleh PT Pindad mendapatkan perhatian publik setelah digunakan oleh Prabowo dalam berbagai kesempatan. Mr. Q menyampaikan harapannya agar di masa depan, seluruh jajaran kabinet pemerintah dapat menggunakan mobil tersebut sebagai bentuk kebanggaan terhadap produk lokal. Menurutnya, penggunaan mobil produksi dalam negeri oleh para pejabat akan mengangkat citra produk lokal dan meningkatkan antusiasme masyarakat untuk ikut memilikinya.

Lebih lanjut Mr. Q menuturkan keputusannya menggunakan mobil dinas dalam negeri bukan sekadar persoalan praktis, tetapi juga mencerminkan sikap nasionalisme.

“Menggunakan produk dalam negeri adalah simbol dari keberpihakan kita terhadap kemandirian bangsa. Ini bukan hanya soal kebanggaan tetapi juga soal komitmen pada kemajuan industri nasional,” ujar Mr. Q.

Selain topik kendaraan dinas, diskusi juga menyentuh kebijakan ketahanan nasional. Mr. Q menekankan pentingnya pemahaman masyarakat akan konsep pertahanan semesta. Dalam pandangannya, upaya memperkuat komponen cadangan, atau “komcad” adalah bagian dari strategi negara untuk mempersiapkan seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi ancaman global yang terus berubah.

Di tengah meningkatnya ketegangan global, Mr. Q menganggap bahwa membekali masyarakat, termasuk sipil, dengan pengetahuan dasar kemiliteran adalah hal yang perlu dipertimbangkan.

“Kita tidak bisa meremehkan potensi konflik. Perang bisa pecah kapan saja, dan memiliki masyarakat yang siap secara fisik dan mental untuk mempertahankan negara adalah investasi berharga bagi bangsa ini,” ujarnya.

Diskusi Mr. Q tentang ketahanan nasional juga menyinggung isu regional. Ia menyoroti ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, serta Palestina dan Israel, sebagai contoh nyata di mana konflik dapat meningkat menjadi perang kawasan. Bahkan, ia berpendapat bahwa kawasan Asia juga berpotensi mengalami hal serupa, misalnya dalam konteks China dan Taiwan. Dalam pernyataannya, Mr. Q menyatakan bahwa semua kemungkinan konflik perlu diantisipasi dengan memperkuat persiapan pertahanan nasional di semua lini.

Menghadapi kekhawatiran masyarakat terkait adanya kecenderungan “militerisme” dalam pemerintahan di bawah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Mr. Q justru memberikan pandangan sebaliknya. Menurutnya, Prabowo adalah sosok yang sangat menghargai nilai-nilai demokrasi dan proses perjalanan politiknya yang panjang merupakan bukti dari komitmen tersebut.

Prabowo telah melalui berbagai tahapan dalam demokrasi, termasuk mengikuti konvensi di Partai Golkar, mendirikan partai politiknya sendiri, hingga berkali-kali mengikuti pemilihan presiden. Mr. Q menekankan bahwa meskipun terdapat pendekatan disiplin dan terstruktur dalam kepemimpinan Prabowo, itu tidak berarti bahwa pemerintahannya akan menganut sistem militeristik yang mengancam nilai-nilai demokrasi.

Sebagai contoh, Mr. Q menyebutkan keputusan yang diambil oleh Menteri Pendidikan untuk tidak membekukan kegiatan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di universitas meskipun ada kritik tajam terhadap pemerintahan. Hal ini, menurutnya, menunjukkan bahwa pemerintah tetap membuka ruang kebebasan akademik dan menghargai suara kritis dari mahasiswa.

Mr. Q juga mengemukakan pentingnya keseimbangan antara demokrasi dan teknokrasi dalam tata kelola negara. Menurutnya, untuk mencapai kemajuan sebagai negara maju, penerapan teknokrasi dalam kebijakan publik sangat dibutuhkan agar tidak terjebak dalam perdebatan yang berkepanjangan tanpa tindakan nyata.

Mr. Q membuka ruang untuk berbagai perspektif terkait gaya kepemimpinan, pilihan fasilitas pejabat, hingga ketahanan nasional. Pandangan Mr. Q yang terbuka terhadap teknologi lokal serta sikapnya yang mendukung pemanfaatan produk nasional dan pentingnya pemahaman ketahanan nasional, merefleksikan upaya pemerintah dalam mendorong kemandirian bangsa dan kesadaran akan pentingnya persiapan menghadapi tantangan global.(c@kra)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *