Rencana Prabowo Bali Jadi New Singapura, Perlu Koordinasi dengan Tokoh Lokal

  • Bagikan
Rencana Prabowo Bali Jadi New Singapura, Perlu Koordinasi dengan Tokoh Lokal
Rencana Prabowo Bali Jadi New Singapura, Perlu Koordinasi dengan Tokoh Lokal

MoneyTalk, Jakarta – Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengembangkan Bali menjadi “New Singapura” menimbulkan diskusi hangat. Hal ini diungkapkan setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, di Istana Kepresidenan Jakarta. Konsep ini mencakup pengembangan infrastruktur, manajemen pariwisata, dan teknologi modern, dengan harapan Bali dapat menyaingi posisi strategis Singapura di kawasan ASEAN. Namun, banyak pakar menekankan pentingnya dialog dengan masyarakat Bali dan tokoh lokal agar rencana tersebut berhasil dan berkelanjutan.

Dalam pertemuan antara Prabowo dan Wong, berbagai isu strategis seperti politik, pertahanan, ekonomi hijau, dan investasi dibahas. Menurut pakar hubungan internasional Tengku Areza, ini menunjukkan pentingnya hubungan bilateral yang erat antara Indonesia dan Singapura. Singapura sebagai investor terbesar di Indonesia dan mitra dalam perdagangan internasional, memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan Indonesia, termasuk Bali. Areza menekankan bahwa kerja sama ini tidak hanya strategis dari segi diplomatik, tetapi juga harus dipandang sebagai langkah menuju penguatan ekonomi regional.

Prabowo terinspirasi dari kesuksesan Singapura yang dikelola dengan efisiensi tinggi dan mampu mengubah statusnya dari negara dunia ketiga menjadi negara maju. Singapura dikenal dengan tata kelola yang baik, infrastruktur modern, dan stabilitas sosial yang kuat. Namun, untuk mengadopsi model ini, Areza mengingatkan perlunya studi kelayakan dan pendekatan yang menyeluruh.

Pakar manajemen menyoroti, mengubah Bali menjadi “New Singapura” tidak bisa dilakukan dengan pendekatan top-down semata. Dialog dengan masyarakat lokal, pemerintah provinsi, dan tokoh adat harus dilakukan untuk memastikan bahwa rencana ini didukung secara sosial dan budaya. Bali dengan kekayaan budaya dan adatnya, memiliki keunikan yang perlu dipertahankan agar pembangunan tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi semata.

Areza menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama adalah penyiapan infrastruktur dan sumber daya manusia yang mumpuni. Bandara Ngurah Rai, sebagai salah satu titik utama masuk ke Bali, perlu ditingkatkan untuk menyamai standar Bandara Changi di Singapura. Tidak hanya itu, infrastruktur pendukung lainnya seperti transportasi, telekomunikasi, dan manajemen pariwisata juga harus diperbarui.

Selain infrastruktur, Areza menekankan pentingnya kesiapan sumber daya manusia. Indeks pembangunan manusia (IPM) di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan di sektor pariwisata sangat diperlukan. Menurutnya, jika sumber daya manusia tidak dipersiapkan dengan baik, pembangunan ini hanya akan menjadi beban tanpa hasil yang optimal.

Penting untuk memastikan bahwa pembangunan ini tetap sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Bali harus tetap environmentally friendly, di mana proyek-proyek besar tidak boleh merusak lingkungan alam yang menjadi daya tarik utama wisatawan. Pengelolaan limbah dan penggunaan energi terbarukan harus menjadi bagian integral dari rencana ini. Bali, dengan sumber daya alamnya seperti gunung, sungai, dan hutan, harus diintegrasikan dengan model pembangunan yang mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.

Kunci kesuksesan transformasi Bali menjadi “New Singapura” terletak pada keterlibatan masyarakat lokal. Tokoh-tokoh adat, agama, dan masyarakat harus diikutsertakan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Areza menegaskan bahwa tanpa dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat Bali, proyek ini hanya akan menjadi proyek yang dipaksakan dari atas, yang bisa berakhir dengan ketidakpuasan sosial.

Rencana Prabowo untuk menjadikan Bali sebagai “New Singapura” menunjukkan ambisi besar dalam memperkuat posisi Indonesia di ASEAN. Namun, seperti yang ditekankan oleh Areza, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan matang. Pemerintah harus berkoordinasi dengan tokoh-tokoh lokal, memastikan infrastruktur dan sumber daya manusia dipersiapkan dengan baik, serta mengutamakan keberlanjutan lingkungan.

Dengan langkah-langkah yang terencana dan partisipasi semua pihak, Bali memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh dan menjadi pusat pariwisata, budaya, dan ekonomi baru yang unggul di kawasan ini.(c@kra)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *