Mukhtamar Bali sesat, Apakah akan Ada PKB Perjuangan?
MoneyTalk,Jakarta – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tengah menghadapi berbagai tantangan internal setelah pelaksanaan Muktamar di Bali yang digelar pada 24-25 Agustus lalu. Dalam diskusi yang dilakukan melalui Zoom hari ini, beberapa politisi PKB, termasuk Ma Zainul dan Lukman Fahry, serta analis politik Alia, mengangkat berbagai isu terkait dinamika internal partai.
Ma Zainul, seorang politisi PKB, menyampaikan bahwa Muktamar di Bali tersebut dinilai tidak ideal dan mengalami berbagai kekurangan. Salah satu poin utama yang ia soroti adalah adanya saran dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk menunda Muktamar tersebut. Menurutnya, ada beberapa alasan prinsipil yang menjadi pertimbangan, termasuk perlunya PBNU menyelesaikan persoalan internal yang seharusnya diutamakan.
Lukman Fahry, yang juga politisi PKB, menambahkan bahwa ada cabang-cabang PKB yang dibekukan karena tidak sejalan dengan pimpinan partai saat ini. Ia menyebutkan bahwa proses Muktamar tersebut tertutup dan tidak memberikan ruang bagi kader-kader terbaik NU untuk berpartisipasi. Hal ini menimbulkan kesan bahwa Muktamar tersebut dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kedekatan khusus dengan pimpinan partai.
Namun, PKB tetap mempertahankan bahwa Muktamar di Bali tersebut sah dan konstitusional. Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Ma Zainul, ia menegaskan bahwa Muktamar di Bali telah diselenggarakan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. Ia juga menekankan bahwa Muktamar tersebut telah dihadiri oleh perwakilan DPW dan DPC dari seluruh Indonesia, serta dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Presiden.
Zainul juga menanggapi kritik yang disampaikan oleh Lukman Fahry, yang menyebut Muktamar tersebut sebagai “sesat.” Ia menyatakan bahwa komentar tersebut tidak berdasar dan justru mengabaikan dukungan yang telah diberikan oleh jutaan kader dan simpatisan PKB di seluruh Indonesia. Menurutnya, Muktamar di Bali adalah upaya partai untuk memperkuat konsolidasi internal dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan politik ke depan.
Dalam analisis politik yang disampaikan oleh Alia, ia mencatat bahwa PKB perlu segera menyelesaikan permasalahan internalnya agar dapat tetap solid menghadapi Pemilu 2024. Alia juga menyebutkan bahwa PKB harus mengambil langkah-langkah untuk merangkul kembali kader-kader yang merasa tidak puas dengan proses Muktamar.
Dengan berbagai dinamika ini, pertanyaan yang muncul adalah apakah PKB akan mampu menghadapi tantangan-tantangan ini dan tetap menjadi partai yang solid, ataukah akan terpecah menjadi faksi-faksi yang berjuang untuk kepentingan masing-masing. Hanya waktu yang akan menjawab apakah PKB akan muncul sebagai PKB Perjuangan yang lebih kuat atau mengalami fragmentasi internal yang mengancam keberadaannya.(c@kra)