Harlah NU ke -102 : Saatnya NU jadi solusi Bangsa.

  • Bagikan

MoneyTalk, Jakarta – Ada beberapa hal yang berbeda dalam perayaan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama beberapa tahun terakhir. Sejak duet kepemimpinan PBNU hasil Muktamar NU di Lampung tahun 2021. Mulai peringatan Hari Lahir satu Abad NU dan yang sekarang ke-102. Tema Peringatan Hari Lahir, sangat tegas, jelas dan ada unsur politisnya.

Sebagai informasi pada tahun 2023, Tema Harlah satu Abad NU adalah Mendigdayakan Nahdlatul Ulama menjemput Abad Kedua menuju Kebangkitan Baru. Pesan sangat jelas, bahwa ini pemimpin baru yang akan membawa NU menjadi organisasi yang berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya. Utamanya gerakan dalam sosial politik dan kemasyarakatan. Pada tahun 2023 juga dibentuk, Gerakan Keluarga Maslahah NU.

Harlah tahun 2024 mengusung tema Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia. Makna yang gamblang dari keinginan tersirat PBNU. Tema ini menjadikan peringatan Harlah Ke-101 untuk memacu kinerja organisasi Nahdlatul Ulama. Sekaligus momen strategis meningkatkan performa jam’iyah melalui konsolidasi, penguatan organisasi, dan jaringan. Misi ini banyak dikaitkan dengan pemilihan presiden tahun 2024.

Dilansir laman NU Online, perayaan harlah ke-102 NU tahun 2025 mengusung tema “Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat”.

Tema ini mencerminkan tekad PBNU untuk memperkuat khidmah (pelayanan) kepada masyarakat, dengan fokus pada pengembangan pendidikan dan pemberdayaan akar rumput.

Adanya berbagai tema yang berbeda mengindikasikan kreatifitas dan ‘kecerdasan’ PBNU membaca fenomena sosial yang terjadi pada masyarakat. Meskipun terkadang sering dianggap pihak “tertentu”, Nahdlatul Ulama hanya dijadikan bumper kekuasaan saja.

Sebagai contoh, PBNU menyelenggarakan seminar untuk mendiskusikan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dari sudut pandang Nahdlatul Ulama.

Sarasehan ini kesimpulannya sudah dapat diperkirakan. Bahwa para ulama NU dapat menerima uraian program Asta Cita dengan catatan perlunya pelibatan seluruh masyarakat termasuk dalam pengawasan programnya. Sarasehan ini diselenggarakan cenderung untuk pembenaran dari program itu daripada mengkritisinya.

Namun harus diakui, tema Harlah Ke-102 NU memang sangat pas dengan kondisi kebangsaan saat ini. Sengkarut berbagai permasalahan yang muncul sejak pelantikan presiden sampai saat ini perlu kebersamaan dari seluruh masyarakat. Ego sektoral harus disingkirkan dan kerja bareng (kolaborasi) harus dikedepankan.

Termasuk perbedaan politik dan pilihan sebelumnya harus dikesampingkan. semua kerja bersama untuk mencari solusi bangsa yang terbaik.

PBNU dapat menjadi teladan untuk kebersamaan ini. Perayaan Harlah Ke-102 NU yang akan ditandai dengan Resepsi Harlah di Istora Senayan pada 5 Februari 2025.

Kita akan melihat bersama. Siapa sajakah, tamu yang diundang dan hadir. Apakah mantan Ketua Umum PBNU dan syuriyah PBNU sebelumnya diundang ? Termasuk para pimpinan partai politik yang berbeda kepentingan dengan PBNU ?

Kalau yang diundang petinggi negara, seperti Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta para Menteri Kabinet Merah Putih itu, mah biasa.

Semoga Resepsi ini menjadi momen untuk memperkuat sinergi antara NU dan semua komponen bangsa. Sehingga Nahdlatul Ulama menjadi solusi bangsa dalam membangun masyarakat untuk Indonesia Maslahat.

Penulis : Mahmud Hamdani, Komunitas Pecinta Gagasan Demokrasi

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *