MoneyTalk, Jakarta – Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, mengusulkan agar pelajaran coding atau pemrograman komputer diperkenalkan sejak dini di sekolah-sekolah Indonesia. Dalam pertemuan di Jakarta, Gibran menyampaikan harapannya kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) agar mata pelajaran ini dapat diterapkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Gibran menegaskan pentingnya pengajaran coding sebagai langkah strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang mampu bersaing secara global. Terutama menghadapi persaingan ketat dengan negara-negara maju seperti India.
“Jangan sampai kita kalah dengan India, karena kita menuju Indonesia Emas 2045, kita butuh generasi emas,” ungkap putra sulung Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan di Jakarta, Senin (11/11).
Pemrograman komputer, atau yang sering dikenal dengan istilah coding, adalah keterampilan yang semakin penting di era digital. Gibran percaya bahwa dengan memperkenalkan pelajaran ini sejak dini, Indonesia dapat mencetak generasi yang tidak hanya mahir dalam teknologi, tetapi juga siap menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 dan era digitalisasi global.
“Coding mengajarkan anak-anak kita tidak hanya sekadar cara menggunakan teknologi, tetapi juga berpikir kritis, problem-solving, dan logika,” tambah Gibran.
Ia juga menyebut, penguasaan teknologi adalah salah satu pilar utama dalam menciptakan SDM unggul dan mempersiapkan generasi muda menuju visi Indonesia Emas 2045.
India telah lama dikenal sebagai salah satu negara terdepan dalam bidang teknologi informasi dan pengembangan perangkat lunak. Banyak talenta muda dari India yang berhasil menembus pasar global, bahkan menduduki posisi strategis di perusahaan-perusahaan teknologi terbesar dunia seperti Google, Microsoft, dan IBM.
Gibran menilai, Indonesia memiliki potensi yang sama, asalkan dipersiapkan dengan strategi yang tepat, salah satunya melalui penguatan kurikulum pendidikan dengan mata pelajaran seperti coding.
“Dengan kita memulai coding di jenjang SD dan SMP, kita memberikan mereka fondasi yang kuat dalam bidang teknologi. Jadi, saat mereka masuk dunia kerja, mereka sudah lebih siap dan kompetitif,” jelas Gibran.
Dalam kesempatan yang sama, Gibran menyebutkan bahwa dirinya sudah menyampaikan gagasan ini kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam rapat koordinasi terbaru. Ia berharap langkah konkret segera diambil untuk mengintegrasikan coding ke dalam kurikulum nasional.
Menanggapi usulan Gibran, Menteri Abdul Mu’ti menyatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan masukan tersebut. Kemendikdasmen sebelumnya telah memulai inisiatif untuk memperkenalkan pelajaran matematika dan sains di tingkat Taman Kanak-kanak (TK). Langkah ini dinilai sebagai fondasi awal untuk mencetak generasi muda yang lebih siap menghadapi pelajaran teknologi dan informatika di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Kami sangat mendukung inisiatif Pak Wapres. Saat ini tim kami sedang mengkaji kurikulum yang tepat agar coding dapat diperkenalkan secara efektif, mulai dari konsep dasar hingga aplikasi praktis,” ujar Abdul Mu’ti.
Mengajarkan coding sejak dini membawa berbagai macam manfaat dan keuntungan bagi generasi muda. Antara lain sebagai berikut:
Meningkatkan Keterampilan Problem-Solving. Coding membantu siswa belajar bagaimana memecahkan masalah dengan cara yang terstruktur dan logis.
Mendorong Kreativitas. Dalam coding, siswa diajak untuk berpikir kreatif dalam merancang solusi dan aplikasi.
Persiapan Karier Masa Depan. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, banyak pekerjaan di masa depan akan membutuhkan keterampilan pemrograman.
Mengurangi Kesenjangan Digital. Memperkenalkan coding di sekolah dapat membantu mengurangi kesenjangan digital di Indonesia.
Gibran optimis bahwa penguatan kurikulum dengan mata pelajaran coding dapat berkontribusi pada tercapainya visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, jika Indonesia ingin menjadi negara maju dalam dua dekade mendatang, penguasaan teknologi dan digitalisasi adalah kuncinya.
“Ini bukan hanya soal mengejar ketertinggalan, tapi juga soal mempersiapkan masa depan. Kita ingin anak-anak Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga pencipta teknologi,” tegas Gibran.
Usulan ini mendapatkan beragam respons dari masyarakat dan pelaku pendidikan. Sebagian besar menyambut baik inisiatif ini, melihatnya sebagai langkah maju dalam mempersiapkan generasi yang lebih adaptif dengan perkembangan zaman. Namun, ada pula yang menyoroti tantangan implementasi, terutama terkait dengan kesiapan infrastruktur dan ketersediaan guru yang kompeten di bidang teknologi.
“Ini adalah langkah positif, namun kita harus memastikan bahwa semua sekolah, terutama di daerah terpencil, memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan guru yang terlatih,” kata Lila, seorang guru sekolah menengah di Jakarta.
Usulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memperkenalkan pelajaran coding di sekolah-sekolah Indonesia merupakan langkah strategis untuk membekali generasi muda dengan keterampilan yang relevan di era digital. Dengan dukungan dari Kemendikdasmen dan pemangku kepentingan lainnya, inisiatif ini berpotensi besar untuk mempercepat terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Harapannya, program ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan pendidikan Indonesia, tetapi juga menjadi solusi jangka panjang untuk mencetak generasi yang siap bersaing di panggung global.(c@kra)