MoneyTalk, Jakarta – Pada Senin, 28 Oktober 2024, Rudy Soik memberikan wawancara eksklusif di Keadilan TV. Ia membahas isu-isu sensitif terkait dugaan mafia bahan bakar minyak (BBM) ilegal di dalam tubuh Polri dan serangan balik yang ia terima setelah mengungkapkan fakta-fakta tersebut. Dalam wawancara yang mendalam ini, Rudy menegaskan pentingnya penegakan hukum yang transparan dan adil serta meminta dukungan untuk mengatasi praktik-praktik ilegal yang mengancam integritas institusi kepolisian.
Mafia BBM Ilegal dan Konsekuensi Hukum
Rudy mengungkapkan bahwa ia memiliki bukti yang menunjukkan keterlibatan oknum dari Polda dalam jaringan mafia BBM ilegal. Ia mencurigai bahwa tindakan-tindakan yang ditujukan kepadanya adalah serangan balik dari mereka yang merasa terancam oleh pengungkapannya.
“Saya meyakini ada oknum di Polda yang terlibat dalam mafia BBM ilegal, dan mereka merasa terganggu oleh pernyataan saya,” ujarnya.
Salah satu contoh yang diangkat Rudy adalah kasus di mana ia diduga sedang berada di tempat hiburan dan dituduh melakukan tindakan yang tercela. Namun, menurut Rudy, ia hanya sedang makan bersama dua wanita, tanpa ada tindakan yang tidak senonoh. Rudy mengatakan, hukuman demosi selama lima tahun yang diterimanya terasa tidak proporsional jika dibandingkan dengan pelanggaran hukum lain yang melibatkan anggota kepolisian yang terlibat dalam narkoba.
“Berturut-turut ada laporan mengenai pelanggaran kode etik di internal Polri, dan saya melihat ini sebagai serangan balik. Proses hukum seharusnya dilakukan dengan proporsional dan adil,” tegasnya.
Keadilan dalam Penegakan Hukum
Rudy juga mengkritik proses hukum yang dijalani oleh anggotanya yang dianggap tidak adil. Ia menyoroti pentingnya memisahkan antara dugaan pelanggaran kode etik dan indikasi adanya mafia BBM.
“Saya meminta agar proses kode etik dilakukan secara adil, namun saya juga menekankan bahwa tugas polisi adalah menegakkan keadilan dan kebenaran, termasuk mengungkap mafia BBM,” katanya.
Rudy mengungkapkan bahwa ia sudah melaporkan beberapa kasus yang melibatkan oknum polisi dan sipil yang beroperasi di jaringan mafia BBM. Ia berharap Kapolda NTT dapat merevisi dan memperhatikan fakta-fakta yang ada, serta tidak menghilangkan atau mengabaikan bukti-bukti yang telah ia sampaikan.
Permintaan Investigasi Independen
Menanggapi isu yang semakin kompleks, Rudy menyerukan perlunya investigasi independen yang melibatkan pihak-pihak eksternal seperti Mabes Polri dan Kompolnas. Ia berharap proses ini dapat memberikan objektivitas dan keadilan dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan oknum di dalam institusi kepolisian.
“Pengungkapan mafia BBM ilegal ini sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat, terutama nelayan di NTT. Oleh karena itu, tim dari Irwasum dan Propam Mabes Polri harus segera turun tangan,” jelasnya.
Bukti dan Data yang Diperlukan
Rudy mengungkapkan bahwa ia memiliki berbagai bukti yang dapat mendukung pernyataannya mengenai mafia BBM dan dugaan pelanggaran kode etik. Ia menyatakan kesiapannya untuk memberikan data-data tersebut kepada pihak berwenang, termasuk Ipw sebagai lembaga pengawas kinerja kepolisian.
“Kalau saya percaya bahwa apa yang saya lakukan benar, saya akan terus berjuang untuk mengungkapkan kebenaran. Saya meminta agar semua bukti yang saya miliki diperiksa dan dipertimbangkan dalam proses hukum,” ujar Rudy.
Rudy Soik membawa perhatian pada isu-isu serius yang mengancam integritas Polri dan penegakan hukum di Indonesia. Tuntutannya akan keadilan dan transparansi mencerminkan harapan banyak pihak untuk melihat perubahan dalam sistem yang saat ini banyak dihantui oleh praktik korupsi dan mafia.
Kesediaannya untuk mengungkap fakta-fakta meskipun harus menghadapi risiko menunjukkan keberanian yang patut diacungi jempol. Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk terus menjaga integritas dan keadilan dalam penegakan hukum di Indonesia.(c@kra)